Beranda

Minggu, 22 Oktober 2017

Cup Bibir Dikecup Berdiri Si Bulu Roma

Judul diatas terinsfirasi dari dua pernyataan pejabat di negara ini,mari berpikir jernih.Sebenarnya malas menulis lagi,karena saya sudah bahagia menulis komentar-komentar di grup WA ataupun membalas komentar-komentar saudara-saudaraku di FB,tapi menulis memberi kepuasan sendiri,terlepas dari dibaca ataupun tidak disuka. Dua pernyataan itu adalah
***Tito Karnavian: Korban perkosaan bisa ditanya oleh penyidik 'apakah nyaman' selama perkosaan?
**Anis baswedan : Solusi banjir bukan datang dari Gubernur. Dua pernyataan diatas,kalau cuma dibaca judulnya tentu akan menimbulkan anggapan yang sudah pasti salah apa lagi menilainya dengan rasa tidak suka dan rasa permusuhan.
Pernyataan pertama dari Pak Tito kalau dibaca sepintas dan enggan membaca kelanjutannya maka akan timbul pikiran kok bodoh amat alias tolol banget orang sekelas Tito Karnavian mengeluarkan pernyataan konyol seperti itu,bisa saja dijawab,ngilu-ngilu linu pak atau nyaman banget sampai minta tambah lagi pak,,itu pendapat atau komentar-komentar dari orang-orang yg tidak suka,,tapi coba baca dan pelajari maksut dari pernyataan ini mungkin merujuk ke UU yg berlaku dikepolisian tentang penanganan kasus laporan perkosaan,tentu bukan seperti pernyataan diatas yang dimaksut.(tapi emang lucu sih pernyataan kapolri ini,menurut saya,,hehehh) Pernyataan kedua,dilihat sepintas sepertinya gubernur yg membuat orang-orang takut dengan kata-kata pribumi nya yg menurut saya juga kata-kata biasa awalnya dan menjadi heboh dan bisa saja menjadikan non pribumi ngeri dengan istilah ini (padahal awalnya biasa saja,seperti judul lagu,hehehh),,ups,kembali,ke kata2 gubernur yg juga dapat gelar nyinyir dari pendukung lawan politiknya gubernur pribumi la,gubernur saracen dan lain-lain,terkesan seperti buang badan,,tapi kalau dilihat dan disimak lagi maksutnya,mungkin begini (menurut saya lagi,heheh) kalaupun Gubernurnya giat bekerja menanggulangi banjir kalau rakyatnya tidak peduli dengan banjir itu percuma saja,sehebat-hebatnya seorang Gubernur tidak akan berhasil kalau rakyatnya sendiri masih membuang sampah kesungai,menutup aliran sungai dan air dengan bangunan dan lain-lain.
intinya,seperti judul diatas itu hanya sebuah lirik lagu dangdut tahun 80an,,baca dengan seksama,nilai dengan hati yg jernih jangan ada kebencian disana,mungkin itu akan mendapatkan kebenaran,walauhualam,,salam :)